SURAKARTA – Aksi demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kota Surakarta, Kamis (27/2) berujung pada penyegelan gerbang kantor dan pembuangan sampah di depan pintu masuk. Massa yang terdiri dari mahasiswa dan elemen masyarakat mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap lambannya respon DPRD terhadap tuntutan yang telah disampaikan dalam aksi sebelumnya.

Berbagai spanduk bertuliskan “Pembohong Masyarakat”, “Rakyat Menuntut”, “RIP Dewan Perwakilan Rakyat” dan “Dewan Penghianat Rakyat” dibentangkan sebagai bentuk protes.

Massa juga menggelar aksi teatrikal yang menampilkan seorang anggota dewan dengan leher terikat tali dan tangan terpasung, serta menyanyikan lagu-lagu kritik sosial, termasuk “Bayar Bayar Bayar” milik band punk Sukatani yang ditarik dari platform musik digital.

Ketua DPRD Kota Surakarta, Budi Prasetyo dan Wakil Ketua, Muhammad Bilal, didampingi sejumlah legislator lintas fraksi, menemui massa yang berkerumun di tengah Jl. Adi Sucipto. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya menindaklanjuti tuntutan yang disampaikan sebelumnya pada 20 Februari 2025.

“Dari awal, kami sudah berusaha memenuhi tuntutan teman-teman mahasiswa. Kebetulan saat aksi pertama saya berada di Jakarta menghadiri pelantikan kepala daerah, sehingga tidak bisa menerima langsung,” ujar Budi.

Namun, Ia menegaskan bahwa setelah kembali ke Karangasem, dirinya langsung menandatangani surat tuntutan mahasiswa dan menginstruksikan Sekretariat DPRD untuk mengirimkan surat tersebut kepada Presiden dan DPR RI.

“Surat dari mahasiswa langsung saya tandatangani dan sudah kami kirimkan. Proses ini kami selesaikan tidak lebih dari tiga hari, sesuai tenggat waktu yang diberikan,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris DPRD Kota Surakarta, Kinkin Sultanul Hakim, turut memberikan respon. Ia memastikan bahwa surat tuntutan mahasiswa sudah diterima oleh Sekretariat Negara RI.

“Kami sudah menerima tanda terima dari Sekretariat Negara RI sebagai bukti bahwa surat sudah dikirim dan diterima,” katanya di hadapan massa aksi.

Kinkin juga menyampaikan permohonan maaf atas kendala komunikasi yang terjadi. “Jika ada kesalahan komunikasi, kami mohon maaf. Mungkin saat itu pihak kami tidak bisa menghubungi kontak yang diberikan. Ke depan, kami akan berusaha lebih baik,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Anggota Komisi I DPRD Kota Surakarta, Muhamad Nafi’ Asrori, menekankan bahwa substansi tuntutan mahasiswa telah ditindaklanjuti dan disampaikan ke pemerintah pusat. “Perihal teknis yang belum tersampaikan, saya kira perlu dipahami bersama. Yang jelas, aspirasi mahasiswa sudah kami teruskan sebagaimana mestinya,” ujarnya saat ikut menemui demonstran.

Pendemo Kecewa, DPRD Diminta Lakukan Perbaikan

Meski telah menerima respon, massa tetap merasa kecewa dan melanjutkan penyegelan gerbang DPRD. Perwakilan peserta aksi, Syaifullah, menegaskan bahwa tindakan ini merupakan bentuk ketidakpuasan mereka.

“Malam ini adalah konsekuensi atas lambannya respon DPRD terhadap tuntutan kami,” ujarnya.

Senada, Ridwan Nur Hidayat menyatakan penyegelan akan terus berlangsung hingga DPRD melakukan perbaikan internal. “Kami akan tetap menyegel gedung ini sampai mereka bertaubat dan benar-benar melakukan perbaikan di dalam,” tegasnya.

Seperti diketahui, dalam aksi sebelumnya (20/2), mahasiswa dan elemen masyarakat menuntut agar kebijakan efisiensi anggaran serta program Makan Bergizi Gratis (MBG) dievaluasi dan disampaikan ke pemerintah pusat. Namun, mereka menilai DPRD tidak cukup responif dalam menindaklanjuti aspirasi tersebut, sehingga aksi protes kali ini terjadi.

Arifin Rochman